Jayapura (Antara Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan produksi jagung di 2015 berdasarkan angka sementara turun sebesar 1.222 ton atau 16,78 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kepala BPS Provinsi Papua JB Priyono, di Jayapura, Selasa, mengatakan kurangnya dukungan pemerintah daerah dalam pengembangan komoditas jagung turut mempengaruhi penurunan produksi tersebut.
Produksi jagung di Provinsi Papua diperkirakan mencapai 6.060 ton pipilan kering (PK) dan turun dibandingkan 2014 yaitu sebesar 7.282 ton PK.
"Penurunan luas panen jagung selain dikarenakan tidak adanya bantuan pemerintah, harga jagung di tingkat petani yang kurang menguntungkan sehingga banyak petani enggan menanam jagung," katanya.
Menurut Priyono, tidak hanya itu keterbatasan pasar jagung pipilan menyebabkan petani cenderung menjual panen muda, di mana kondisi ini terjadi karena harga dan pasar jagung muda lebih baik dari jagung pipilan.
"Hal tersebut menyebabkan menurunnya luas panen jagung sebesar 581 hektare atau sebesar 18,89 persen, di mana persentase penurunan produksi jagung di Papua 2015 berbanding berbalik dengan produksi nasional yang mengalami peningkatan sebesar 3,17 persen," ujarnya.
Dia menuturkan kontribusi produksi jagung Papua 2015 sebesar 0,03 persen terhadap produksi jagung nasional, sedangkan kontribusi produksi jagung wilayah luar Jawa sebesar 45,88 persen dan kontribusi produksi jagung wilayah Jawa sebesar 54,12 persen.
"Provinsi Papua menempati urutan ke-29 setelah Kalimantan Tengah, dibandingkan 2014 kontribusi produksi Papua di 2015 menurun dari 0,04 menjadi 0,03 persen," katanya lagi.
Dia menambahkan pada 2015, provinsi penghasil jagung terbesar adalah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. (*)