Jakarta (ANTARA) - Anggota Polres Metro Jakarta Barat menangkap 183 pelaku kericuhan dan penyerangan di Asrama Polri Petamburan, saat aksi demo 22 Mei.
Para pelaku tertangkap terdiri dari beberapa anggota kelompok yang berasal dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, dan kelompok lainnya yang terkonsentrasi di Jakarta.
"Kami sudah melakukan penangkapan sebanyak 183 orang. Sekarang sedang intensif kami adakan pemeriksaan dan penyidikan," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi di Jakarta, Kamis.
Hingga saat ini, barang bukti instrumental delik yang ditemukan dan disita oleh pihak kepolisian berupa berupa busur, golok, ketapel, petasan, bambu runcing, batu, dan bom molotov di sejumlah gang di kawasan Petamburan.
Barang bukti itu digunakan untuk menyerang Asrama Polri Petamburan, dan melakukan upaya penyerangan terhadap aparat kepolisian.
Selain itu, Hengki mengatakan pihaknya menemukan barang bukti yang termasuk korporat delik hasil kejahatan berupa ratusan amplop bertuliskan nama berisi uang tunai dan sejumlah uang tunai senilai Rp20 juta.
Hengky menganggap para pelaku ricuh sejak dari awal berniat untuk melawan aparat. Sebab, ditemukan alat bukti lainnya berupa pasta gigi untuk menghindari efek terpapar gas air mata.
"Kami sebut ini bukan pelaku demo. Ini untuk menciptakan kerusuhan," ujar Hengki.
Para pelaku kericuhan Petamburan dikenakan Pasal 212 dan atau Pasal 214 KUHP tentang perlawanan terhadap petugas, pasal 170 KUHP tentang melakukan perusakan yang dilakukan selama bersama-sama, dan pasal 187 KUHP tentang pembakaran dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.