Jayapura (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua bekerja sama dengan USAID Lestari menggelar evaluasi perkembangan efektifitas pengelolaan beberapa kawasan cagar alam di wilayahnya menggunakan tools Management Effectiveness Tracking Tools (METT) sebagai kerangka untuk menilai kinerja.
Kepala BBKSDA Papua Edward Sembiring di Jayapura, Selasa, mengatakan METT merupakan salah satu alat evaluasi yang dapat digunakan oleh pihak pengelola kawasan konservasi untuk melakukan penilaian mandiri sekaligus mendapatkan masukan dari berbagai pihak mengenai penilaian kinerja pengelolaannya.
"METT digunakan sebagai salah satu kerangka peningkatan pengelolaan konservasi pada lokasi prioritas di mana Cagar Alam (CA) Pegunungan Cycloop merupakan salah satu lanskap USAID Lestari yang bekerja sama dengan pihak pengelola yaitu BBKSDA Papua, untuk mendukung efektivitas pengelolaan kawasan tersebut," katanya.
Menurut Edward, penilaian METT pada kawasan konservasi dilakukan selama dua tahun sekali untuk penilaian di mana pada 2017 telah dilakukan penilaian METT CA Cycloop dan mendapatkan nilai 57 persen dengan intervensi dari USAID Lestari, maka diharapkan mampu meningkatkan nilai minimal 70 persen pada penilaian September 2019.
"Penilaian juga akan dilakukan di empat kawasan konservasi lainnya, seperti CA Yapen tengah, CA Pulau Supiori, CA Nabire dan Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Youtefa," ujarnya.
Dia menjelaskan hasil penilaian dengan METT akan memberikan manfaat kepada pengelola kawasan konservasi untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pengelolaan kawasan cagar alam khususnya Cycloop dan empat kawasan konservasi prioritas lainnya.
"Selain itu, rekomendasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk perencanaan kegiatan yang lebih efektif," katanya.
Dia menambahkan penggunaan tools METT ini juga bertujuan untuk mengevaluasi rencana aksi tindak lanjut untuk membuat rencana pengelolaan ke depan.